Sunat adalah prosedur yang dilakukan untuk menghilangkan kulup penis, yaitu tudung kulit yang menutupi kepala penis. Di Indonesia, sunat sering dilakukan sebelum usia anak 12 tahun. Namun tidak menutup kemungkinan karena satu dan dua hal, prosedur itu tertunda hingga usia dewasa.
Tak hanya karena tradisi, sunat secara medis memang memiliki manfaat bagi kesehatan. Dilansir Mayo Clinic, The American Academy of Pediatrics (AAP) mengatakan bahwa resiko dan efek samping yang muncul saat sunat jauh lebih kecil ketimbang manfaat besar yang didapatkan. Pun demikian, AAP tidak menyarankan prosedur sunat dilakukan pada bayi baru lahir dengan pertimbangan anastesi dan lain sebagainya, AAP menyerahkan kembali pada orang tua untuk memutuskan kapan anak siap disunat.
Secara medis, sunat memiliki beberapa manfaat kesehatan antara lain:
- Kebersihan penis yang terjaga karena lebih mudah dalam membersihkan. Kotoran, sel kulit mati, minyak dan bakteri bisa bersembunyi di balik lipatan kulit kepala penis. Penumpukan kotoran tersebut disebut smegma yang dapat menyebabkan infeksi.
- Sunat dapat menurunkan resiko infeksi saluran kencing yang kerap diderita pria yang belum sunat.
- Menurunkan resiko infeksi penyakit menular seksual. Pernyataan ini didukung oleh CDC yang menyatakan sunat menurunkan resiko terinfeksi HPV saat berhubungan seksual.
- Mencegah terjadinya peradangan, terkait dengan kulup penis yang sulit ditarik karena dan nyaris menutup lubang urin (fimosis). Fimosis juga menyebabkan rasa tidak nyaman, buang air kecil disertai rasa sakit, kulit penis yang menggelembung, dan kerap memicu infeksi serta iritasi.
- Walaupun kanker dilaporkan jarang terjadi, namun melakukan sunat dapat mencegah penis terkena kanker.
- Sunat dapat mencegah terjadinya posthitis dan balanoposthitis. Dikutip dari Medical News Today, posthitis adalah peradangan pada kulup penis, sedangkan balanoposthitis adalah peradangan baik pada kulup maupun kepala penis.
- Mencegah terjadinya terluka selama berhubungan seksual akibat robeknya kulup.
Resiko melakukan sunat saat dewasa
Selain mengetahui manfaat kesehatan sunat, Anda juga harus memahami resiko apa saja yang bisa Anda alami saat mengambil prosedur sunat. Proses penyembuhan saat sunat dewasa tentu lebih memakan waktu ketimbang sunat anak-anak. Anak-anak yang baru saja disunat bisa saja dengan mudah langsung melakukan aktivitas seperti biasa, bermain, bahkan berlari. Berbeda dengan orang dewasa, yang proses penyembuhan cenderung lebih lama.
- Saat sunat dewasa, pendarahan bisa saja Anda alami hingga beberapa jam atau hari lamanya, tergantung pada kondisi kulit Anda.
- Infeksi bisa saja terjadi, dan membuat proses penyembuhan lebih lama.
- Reaksi anastesi selama prosedur sunat bisa menyebabkan mual, muntah atau sakit kepala.
- Saat disunat, ada kemungkinan kulup dipotong terlalu pendek atau sisa kulit justru terlalu panjang, keduanya mungkin menyebabkan komplikasi dan problem baru.
- Komplikasi luka dapat terjadi apabila luka jahitan tidak menutup sempurna sehingga meninggalkan bekas luka pada penis.
- Kulit kulup bisa menempel kembali ke penis dalam posisi yang tidak benar sehingga memerlukan operasi tambahan untuk memperbaiki estetikanya.
- Penyembuhan bisa berlangsung lebih lama dari yang dibayangkan. Beberapa orang bahkan harus menghabiskan berminggu-minggu hingga berbulan-bulan hingga luka penis sembuh.
Bagaimanapun, resiko dan efek samping sunat umumnya lebih kecil dibandingkan manfaat yang diperoleh. Untuk itu, bila Anda mengalami keraguan, Anda bisa mengonsultasikannya terlebih dahulu dan membuat rencana yang baik bersama dokter Anda.
- dr Ayu Munawaroh, MKK
Mayo Clinic Staff. (2020). Circumcision (male). Mayo Clinic. Available from : https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/circumcision/about/pac-20393550
Holland, Kimberly. (2019). Getting Circumcised as an Adult. Healthline. Available from : https://www.healthline.com/health/adult-circumcision#takeaway
Villines, Zawn. (2020). What to Know About Adult Circumcision. Medical News Today. Available from : https://www.medicalnewstoday.com/articles/adult-circumcision#risks